Kilas Balik : Perpisahan Sederhana

Kemarin aku menulis, niatnya untuk dipublish di media pemberitaan online itu, pagi ini juga aku cek ternyata tulisanku tidak muncul, sudahlah paling tak lulus sensor.
Tak ingin aku sesali, aku menyadari kesalahan-kesalahan yang ku perbuat kemarin, kesalahan yang disengaja.
Penilaianku pribadi, tulisanku tidak jelek-jelek amat, hanya saja mungkin tidak terlalu bernilai untuk dijadikan sebuah berita.
==========================================================================
Aku sudah tau kesalahannya dimana, aku rasa aku tak perlu memikirkannya lagi.
Ku buka galeri foto di handphone-ku, aku memilih satu foto lama untuk di publish di akun Instagram ku. Duduk di atas rumput hijau...
Foto jalan-jalan setelah perpisahan di sekolah beberapa bulan lalu.
Foto jalan-jalan setelah perpisahan di sekolah beberapa bulan lalu.
Aku beri caption "After crying at school" hahahaha. Ya aku menangis hari itu, ketika aku disuruh menjadi perwakilan siswa yang harus memberikan kata-kata perpisahan dihadapan semua teman seangkatan, ibu bapak guru, orang tua dan wali siswa.
Aku mendapat kesempatan terakhir untuk memberikan sambutan, setelah Kepala Sekolah, Wakasek Kesiswaan, orang tua/wali siswa.
Aku maju dengan mengenakan seragam putih abu, sementara teman-temanku berbatik manis.
Aku berdiri sendiri didepan, ada perasaan bangga dalam diri ini ketika dipercaya untuk mewakili semua siswa.
Temanku menyorotkan handycam ke arah ku, aku mulai bicara, salam, mengucap syukur kepada Sang Pencipta dan bersholawat untuk Baginda Nabi terakhir.
Diawali dengan permohonan maaf kepada orang tua, ibu dan bapak guru tangisanku mulai pecah. Aku ingat orang tuaku tak ada ditempat yang sama denganku.
Dihari perpisahan, hari dimana seorang anak pergi bersama orang tuanya tapi aku pergi sendiri. Bapakku kerja di luar kota, ibu ku tak bisa meninggalkan adikku dirumah sendirian karna sekolahku jauh.
Tuhan.....dihari itu aku mewakili teman-teman untuk meminta maaf kepada orang tuanya sedangkan orang tua ku sendiri saja tidak ada disana.
Sungguh sebuah perhargaan, ketika aku mulai menangis seisi ruangan hening, sangat hening, bahkan banyak yang menunduk, termasuk aku lihat wali kelasku tercinta.
Sungguh Tuhan Maha Kuasa, ia memberikan sejuta keberanian padaku.
Yang kedua...
Aku mengucapkan terima kasih untuk ibu bapak guru dan orang tua kami.
Aku mengucapkannya terlebih dahulu untuk ibu bapak guru, sungguh jasa mereka teramat besar, mengantar kami ke gerbang kelulusan. Aku melihat guruku meneteskan air mata, itu membuat hatiku tambah sakit.
Aku mengucapkan terima kasih untuk ibu bapak guru dan orang tua kami.
Aku mengucapkannya terlebih dahulu untuk ibu bapak guru, sungguh jasa mereka teramat besar, mengantar kami ke gerbang kelulusan. Aku melihat guruku meneteskan air mata, itu membuat hatiku tambah sakit.
Orang tua... Ma.....Pak.....tanpamu kami takkan sampai sebesar ini, sampai disini. Kami yang egois tetap engkau rawat, tetap engkau sayangi.
Perih hati ini saat mengatakkan hal itu, apakah orang tua ku mendengar disana?
Perih hati ini saat mengatakkan hal itu, apakah orang tua ku mendengar disana?
Tuhan.....terima kasih, keberanian yang kau berikan telah mampu menyentuh hati orang tua kami yang hadir disana. Aku melihat semuanya terdiam membisu, bahkan orang tuapun menangis, bu....pak....itulah yang sebenarnya ingin anak ibu bapak sampaikan. Terima kasih Tuhan....kau jadikan aku perantara diantara mereka.
Yang terakhir aku sampaikan, mohon doa restu.
Kami semua masih muda, perjalanan kami masih panjang, mungkin tak semua melanjutkan pendidikan ke tingkat selanjutnya tapi tetaplah restui kami agar perjalanan kami dimudahkan Yang Maha Kuasa.
Kami semua masih muda, perjalanan kami masih panjang, mungkin tak semua melanjutkan pendidikan ke tingkat selanjutnya tapi tetaplah restui kami agar perjalanan kami dimudahkan Yang Maha Kuasa.
==========================================================================
Akhirnya salam penutup aku lantunkan...aku menyimpan microphone dan berjalan menuju tempat duduk semula.
Aku duduk menunduk sambil mengusap air mataku yang menutupi area pipiku.
Tiba-tiba dari sampingku seorang ibu menyodorkan tissu, beliau salah satu orang tua siswa. Aku mengambil 1 tissu dan mengucapkan terima kasih sambil menganggukkan kepala.
Tiba-tiba dari sampingku seorang ibu menyodorkan tissu, beliau salah satu orang tua siswa. Aku mengambil 1 tissu dan mengucapkan terima kasih sambil menganggukkan kepala.
==========================================================================
Acara selesai, aku berubah pakaian, pakaian bebas.
Kawan-kawanku membahas tentang sambutanku tadi, "sedih juga" katanya, haha.
Kawan-kawanku membahas tentang sambutanku tadi, "sedih juga" katanya, haha.
Seorang guru bicara padaku, sayang orang tuamu tidak datang, padahal kau dapat prestasi yang dapat membuatnya bangga. Hatiku terenyuh lagi....
Komentar
Posting Komentar