(Insiden) Perayaan HUT RI ke-68 di Kecamatan Sagalaherang
Hari Sabtu, 24 Agustus 2013 yang lalu, di kecamatan
Sagalaherang, Subang, ada perayaan HUT RI ke-68, ada 7 desa di kecamatan
Sagalaherang tapi yang ikut cuma 6 desa, satu persatu desa pawai menampilkan
macam-macam kreasi seni dihadapan Camat, di depan Mesjid Al - Ikhlas.
Meriah! Sampe-sampe jalan macet total, ribuan orang menyemut
dijalanan, maklum baru tahun ini lagi ada "Agustusan" setelah
beberapa tahun belakangan ini 17 Agustus bertepatan dengan bulan puasa.
Acara dimulai sekitar pukul 10.20 WIB dan selesai sekitar
pukul 14.15 hampir NON-STOP! Kenapa hampir? Karena pawai sempat terhenti
sekitar pukul 12.40 WIB karena terjadi sebuah insiden kecelakaan.
Kecelakaan apa?
Sepanjang jalan orang-orang berjejeran tak beraturan ingin
melihat perfom dari tiap desa, tiba-tiba dari arah selatan datang sebuah sepeda
motor dengan kecepatan antara 30-50 KM/JAM menuju kerumunan penonton yang
sedang fokus meihat parade!
Orang-orang yang melihat sontak berteriak panik, jalan yang
beraspal rapih dan menurun menambah kecepatan sepeda motor seperti tak
terkendali, sepeda motor itupun lewat dihadapan mata saya secepat mata
mengedip, WOW !
Beberapa saat kemudian saya melihat seorang membopong anak perempuan berpakaian Mayoret
Drum Band dengan amat tergesa-gesa menuju UGD yang berada 100 meter dari TKP,
anak itu bertbuh bongsor ia menangis histeris sambil memegang kepala dengan
kedua tangannya yang mengenakan sarung tangan, mungkin itu korbannya pikirku,
dibelakang anak itu seorang pria muda berlari mengikutinya sambil memegang
sebuah kamera diarahkan pada anak itu, mungkin itu wartawan pikirku lagi.
Seketika parade terhenti, tak ada suara musik apapun, yang
ada suara gaduh manusia. Beberapa saat kemudian seorang anak perempuan
berpakaian Anggota Drum Band juga di bawa menuju UGD, lalu seorang Satpol PP
dan seorang pria berbaju belang-belang hitam merah.
Tak lama setelah itu parade dilanjutkan, kebetulan saat
terjadi insiden ini sudah memasuki kontingen terakhir.
Banyak orang mengira-ngira penyebab motor itu melaju tanpa
kendali, ada yang menyebutnya rem blong, pengendara mabuk dan lost gas.
Entahlah mana yang benar, karena sampai saat ini pun saya
mencari-cari berita tentang kejadian itu belum menemukan juga.
Sebelum saya pulang saya sengaja diam di Pos Penjagaan pintu
kecamatan, disana beberapa orang berpakaian PNS dan Satpol PP duduk sambil
berbincang, saya mendengar atau lebih tepatnya nguping "orang itu biasa
menggunakan sepeda motor matic" kata salah seorang Satpol PP disana,
sedangkan yang digunakannya tadi itu sepeda motor gigi. Selain itu saya juga
mendengar bahwa pemilik sepeda motor, pelaku dan korban semuanya orang dari 1
desa yang sama yaitu desa Sagalaherang Kaler.
-----------------------------------------*************--------*************--------------------------------------
Fyuh....kejadian itu merubah suka cita yang ada didalam
benak gue sebelumnya, terang aja semenjak gue mengalami kecelakaan motor yang
bikin gue gak bisa sekolah selama 1 minggu gue jadi ngeri kalo denger ada
kecelakaan, apalagi klo liat langsung seketika tubuh lemas.....
Gue mikir, mungkin ini "peringatan" kali ya?
Soalnya waktu adzan dzuhur gak ada penghentian acara untuk adzan terlebih
dahulu padahal panggung penilaian persis membelakangi Mesjid terbesar yang ada
di Kecamatan Sagalaherang, tapi ya
WAWLLAH HU ALAM.
-----------------------------------------*************--------*************-------------------------------------
KEBAKARAN
Setelah parade dilanjutkan macam-macam teng baja, buldoser,
rudal, pesawat tempur melintas mengeluarkan suara bom yang berasal dari bambu
yang diberi karbit, air dan api. DUGGG!!! DUGGGG!!! Suaranya menggetarkan
gendang telinga, tiba-tiba ada sebuah bambu yang tersulut api dan seketika
MEMBESAR ! Pemuda-pemuda dan anak-anak yang menunggangi motor tempur itu panik
menyiram-nyiramkan air untuk memadamkan api, namun api terus membesar. Sebagian
orang bergerak menjauh dan sebagian lagi ada yang diam melihat. Api belum
padam, pemuda-pemuda itu masih berusaha memadamkan dengan meninjak-injak api
tapi api belum mau padam juga, sebagian lagi memukul-mukul bambu berapi itu
dengan kain basah dan apipun padam.
-----------------------------------------*************--------*************-------------------------------------
Hahaha kalo ada yang salah maaf ya, ini ditulis cuma dari satu sudut pandang, kalo ada yang mau menambahkan silahkan :)
Komentar
Posting Komentar