#JadiBisa dan #JadiBerani bersama Traveloka - Sebuah Usaha Menginjakan Kaki di Pulau Lain

Habis Lebaran Idul Fitri terbitlah...bulan Syawal. Ya...betul! Tapi, selain itu bagi saya habis lebaran idul fitri terbitlah kelebihan uang jajan akibat THR dari orang-orang baik, hehehe. Tapi, kerena jajan sudah terlalu mainstream, uang THR waktu itu tidak dipakai untuk jajan biasa. Jadi, buat apa?

Pada akhir bulan Juli 2017 yang lalu, akhirnya saya dapat merealisasikan keinginan saya untuk melakukan ekspedisi mandiri, oh tidak, maksud saya perjalanan sendiri yang sebelumnya telah saya rencanakan. Iya, sendiri. Ah, sudah biasa. Iya, biasa. Bagi orang lain mungkin biasa, tapi bagi saya hal itu merupakan pengalaman pertama saya, cmiww.

Saya melakukan sebuah perjalanan yang saya beri judul "Sebuah usaha menginjakan kaki di pulau lain".

Kenapa begitu?
Karena...saya belum pernah melakukan perjalanan keluar dari pulau Jawa, jadi saya belum pernah menginjakkan kaki di pulau selain pulau Jawa, hehehe. Padahal Indonesia itu punya sekitar 17.000 pulau ya yang membentang dari Sabang sampau Merauke, dari pulau Roti sampai pulau We, betul? Ya, ini salah satu wkwk momen bagi saya.

Selain itu, saya juga belum pernah mencoba moda transportasi umum selain angkutan darat. Iya, saya belum pernah terbang mengudara dan menyeberang sebrangi lautan. Nah, itu artinya saya belum tahu rasanya naik pesawat terbang dan naik kapal laut, karena belum pernah, hahaha.

Satu hal lagi, saya punya sebuah pertanyaan dalam benak saya sendiri, pertanyaan yang akhirnya membuat saya penasaran. Pertanyaannya sederhana, apa sih hakikat dari sebuah perjalanan? Apa?!

Tiga hal diatas tadi, mampu berkolaborasi membentuk kekuatan untuk menjadi alasan yang mendorong saya untuk melakukan perjalan sebuah usaha menginjakan kaki di pulau lain waktu itu. *Padahal sih itu sebuah latar belakang yang saya ada-adakan saja.* Akhirnya saya nekat berangkat melakukan ekspedisi mandiri saya.

Modal nekat sudah punya, selanjutnya apa? Selanjutnya adalah mencari tujuan perjalanan agar bisa mengakomodir semua permasalahan yang menjadi latar belakang perjalanan saya. Kemana saya pergi?

FYI, saat itu domisili saya di Bandung, tinggal disana sebagai mahasiswa.

Beberapa pilihan untuk tujuan perjalanan saya sudah saya tuliskan. Tidak, tidak ada pulau We, tidak ada pulau Banda Neira apa lagi pulau Komodo, tidak. Pilihannya adalah pulau-pulau besar di Indonesia, pulau mana? Ya...Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Bali, lho...Bali kecil lho, hahaha.

Pulau-pulau itu terpilih semata hanya karena memiliki bandar udara yang mainstream, eh terkenal, setidaknya bagi telinga saya. Selanjutnya saya buat daftar nama kota besar yang ada di setiap pulau tersebut. Bukan untuk pilih-pilih destinasi wisata, tapi untuk memilih bandar udara yang sesuai kapasitas kantong, supaya harga tiket pesawatnya murah 😂

Singkat cerita, pada akhirnya saya memutuskan untuk memilih pergi ke pulau Sumatera sebagai tujuan ekspedisi mandiri saya. Kota mana yang saya tuju? Medan? Bukan. Palembang? Bukan juga. Lha terus?
Saya pilih kota terpadat ketiga di pulau Sumatera, ya kota Bandar Lampung, karena setelah saya cek menggunakan fitur best price finder dari Traveloka, harga tiket pesawat dari bandara Raden Inten ke bandara Soekarno-Hatta adalah paling murah dibandingkan dengan rute penerbangan lainnya.

Saya membeli sebuah tiket penerbangan dari bandara Raden Inten II menuju ke bandara Soekarno-Hatta yang termurah, saat itu harga termurah yang dihasilkan dari fitur best price finder Traveloka adalah 168 ribu saja 😂

FYI lagi, saya berangkat ke Bandar Lampung tidak pakai pesawat terbang, saya menggunakan kapal laut dan bus, hehehe.

Seharusnya saya menginap tiga malam di Bandar Lampung, namun sayang seribu sayang, baru semalam di Bandar Lampung saya harus segera pulang ke Bandung. Hal ini membuat saya tidak bisa menggunakan kesempatan untuk menggunakan tiket pesawat yang telah saya pesan sebelumnya. Ya, sebenarnya saya punya pilihan untuk merubah jadwal penerbangan saya, karena Traveloka menyediakan fitur reschedule penerbangan, namun, saya tidak memilih opsi tersebut, karena saat itu bertepatan dengan akhir pekan, harga tiket pesawat melambung tinggi ke angkasa ya menurut kapasitas kantong saya. Akhirnya saya pilih untuk menggunakan fitur refund dari Traveloka untuk mengambil uang yang telah saya belikan tiket pesawat, and did you know?! Saat itu yang saya alami, proses refund-nya cepat, hanya dengan beberapa kali ketukan layar untuk memasukan identitas pengiriman refund. Tidak sampai seperempat hari uang  tiket penerbagan yang telah saya bayarkan ke Traveloka sudah masuk dengan selamat ke nomor rekening saya, nice!
Alhamdulillah lah ya, uangnya bisa saya pakai untuk beli tiket pulang pakai bus 😂

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Mengatasi APPCRASH di Explorer.exe

Semester IV, akhirnya usai...

Aplikasi Pembaca PDF dan Word Symbian40